Sabtu, 11 Mei 2013

asuhan kebidanan patologis dengan kehamilan mola hidatidosa

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bidan merupakan seorang pendamping istri atau ibu yang berkewajiban untuk memberikan asuhan atau pelayanan yang bermutu bagi klien atau masyarakat sesuai dengan perannya yaitu sebagai pelaksana, pendidik, pengelola ataupun peneliti.
Sebagai bidan pelaksana memiliki tugas yaitu tugas mandiri, kolaborasi, dan merujuk. Kewenangan bidan terbatas pada bayi baru lahir normal, balita normal, remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, ibu hamil normal, ibu persalin normal, ibu nifas normal, KB, dan lansia. Apabila bidan menemui masalah atau kasus yang bersifat patologis, bidan wajib untuk melakukan kolaborasi atau rujukan. 
Mola Hidatidosa adalah kelainan dalam kehamilan patologis, yang bukan merupakan wewenang bidan. Apa itu mola hidatidosa ?? Hal tersebut akan dibahas dalam bab selanjutnya.

B.     Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Memenuhi tugas ASKEB IV
2.      Menambah pengetahuan pembaca
C.     Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.      Sebagai sumber referensi tentang mola hidatidosa
2.      Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang  mola hidatidosa
3.      Untuk mengetahui batasan wewenang bidan dalam menangani suatu kasus dalam kehamilan.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Mola Hidatidosa adalah penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai dengan janin dan seluruh vili korealis mengalami perubahan menjadi gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan, sehingga disebut juga hamil anggur atau hamil mata ikan. Jaringan trofoblast pada vili kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras dan mengeluarkan hormon HCG dalam jumlah yang besar daripada kehamilan biasa.
Mola hidatidosa juga disebut sebagai penyakityang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblast plasenta aau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidrofobik. Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin, sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane vili mirip gerombolan buah anggur.

B.     Penyebab
Penyebab Mola Hidatidosa tidak diketahui. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara lain :
1.      Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2.      Imunoselektif dari trofoblast
3.      Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
4.      Paritas tinggi
5.      Kekurangan protein
6.      Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.

C.     Patofisiologi
Mola Hidatidosa terbagi menjadi :
1.      Mola hidatidosa komplet ( klasik ) jika tidak ditemukan janin
2.      Mola hidatidosa  inkomplet ( partial ), jika diserta janin atau bagian janin.
D.    Diagnosis dan Gejala
1.      Anamnesa
a)      Terdapat gejala hamil muda yang kadang lebih nyata dari kehamilan biasa seperti mual, muntah, pusing yang berlangsung lebih hebat.
b)      Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.
c)      Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnose pasti.

2.      Inspeksi
a)      Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuningan yang disebut dengan muka mola ( mola face )
b)      Jika gelembung mola keluar dapat dilihat dengan jelas.

3.      Palpasi
a)      Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamila, teraba lembek.
b)      Tidak teraba bagian-bagian janin dan balothement dan gerakan janin.
c)      Adanya fenomena harmonika : darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun, lalu naik lahi karena terkumpulnya darah baru.

4.      Auskultasi
a)      Tidak terdengar denyut jantung janin
b)      Terdengar bising dan bunyi khas

5.      Pemeriksaan dalam
a)      Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaan serviks.
6.      Uji sonde
a)      Sonde ( penduga rahim ) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavu uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola ( cara Acosta-Sison )

7.      Foto rontgen abdomen
a)      Tidak terlihat tulang-tulang janin ( pada kehamilan 3-4 bulan )

8.      USG
a)      Pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terliaht janin.

E.     Diagnosis Banding
1.      Kehamilan ganda
2.      Hidramnion
3.      Abortus

F.      Komplikasi
1.      Perdarahan yang hebat sampai terjadi syok. Jika tidak segera ditolong dapat berakibat fatal.
2.      Perdarahan yang berulang-ulang dapat menyebabkan anemia.
3.      Perforasi karena keganasan dank arena tindakan.
4.      Menjadi ganas ( Penyakit Trofoblast Ganas ) pada kira-kira 18-20 % kasus, akan menjadi mola destruens atau kariokarsinoma.

G.    Penatalaksanaan
Tindakan yang lebih diutamakan adalah menegakkan diagnosis mola hidatidosa sebelum gelembung mola ( hamil anggur ) dikeluarkan, sehingga perdarahan yang timbul pada waktu mengeluarkan mola dapat dikendalikan. Pada kasus dengan gelembung mola keluar spontan, sebagian wanita dating dalam keadaan syok dan anemis sehingga memerlukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian transfuse darah yang cukup banyak.
Langkah pengobatan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap sebagai berikut :
1.      Perbaikan keadaan umum
Pengeluaran gelembung mola yang disertai perdarahan memerlukan transfuse, sehingga penderita tidak jatuh dalam kedadaan syok dan dapat menjadi penyebab kematian. Di samping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat dikuti perdarahan sehingga persiapan darah menjadi program vital terapi mola hidatidosa. Pada waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului pemasangan infuse dan uterotonika sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan.

2.      Pengeluaran jaringan mola hidatidosa
Menghadapi kasus mola hidatidosa terdapat beberapa pertimbangan berkaitan dengan usia penderita dan paritas. Pada mola hidatidosa  dengan usia muda dan jumlah anak sedikit maka rahim perlu diselamatkan dengan melakukan tindakan.
a)      Evakuasi jaringan mola hidatidosa.
Evakuasi jaringan mola hidatidosa dilakukan dilakukan dengan kuretage atau dengan vakum kuretage, yaitu alat penghisap listrik yang kuat sehingga dapat menghisap jaringan mola dengan cepat. Penggunaan alat vakum listrik mempunyai keuntungan, yaitu jaringan mola dengan cepat dapat dihisap dan mengurangi perdarahan. Evakuasi jaringan mola dilakukan sebanyak dua kali dengan interval satu minggu, dan jaringan diperiksa kepada ahli patologi anatomi.

b)      Histerektomi
Dengan pertimbangan usia yang relative tua ( di atas 35 tahun ) dan paritas lebih dari 3, penderita mola hidatidosa mendapat tindakan radikal histerektomi. Pertimbangan ini didasarkan kemungkinan keganasan kariokarsinoma menjadi lebih tinggi. Hasil operasi diperiksakan kepada ahli patologi anatomi.

3.      Pengobatan Profilaksis dengan sitostatika ( kemoterapi )
Mola Hidatidosa merupakan penyakit trofoblas yang dapat berkelanjutan menjadi koriokarsinoma ( 65-75%). Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, penderita mola hidatidosa dibeerikan profilaksis dengan sitostatika ( kemoterapi ) Methortraxate ( MTX ) atau Dactinomycin. Pengobatan profilaksis atau terapi sitostatika memerlukan perawatan dan pengawasan di rumah sakit.

4.      Pengawasan Lanjutan
Degenerasi korio karsinoma memerlukan waktu sehingga kesembuhan penyakit mola hidatidosa memerlukan pengawasan. Di samping itu rekuren mola hidatidosa mempercepat kejadian kariokarsinoma sehingga setelah penanganan mola hidatidosa perlu menunda kehamilan paling sedikit satu tahun. Metode keluarga berencana yang dianjurkan adalah pil KB, pantang berkala, kondom atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post-mola hidatidosa adalah :
a)      Melakukan pemeriksaan dalam dengan pedoman “ Trias Acosta Sison : HBSL” yaitu :
History                     : Post-mola hidatidosa
Post-abortus : Postpartum
Bleeding                   : Terjadi perdarahan berkelanjutan
Softness                   : Perlunakan rahim
Enlargement : Pembesaran rahim
Dengan evaluasi berdasarkan Trias Acosta Sison kemungkinan degenerasi ganas secara klinis dapat ditegakkan.


b)      Pemeriksaan hormone.
Sebelum dapat ditetapkan dengan pemeriksaan canggih, mola hidatidosa ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan Galli Mainini. Pemeriksaan alat canggih dilakukan untuk menetapkan kadar hormone gonadotropin.

c)      Pemeriksaan foto thoraks.
Pemeriksaan foto thoraks dilakukan karena kemungkinan metastase ke paru-paru dengan gejala batuk-batuk disertai dahak berdarah, dapat menimbulkan akumulasi cairan di dalam pleural.

d)     Mencari metastase.
Degenerasi ganas mola hidatidosa bila dijumpai metastase bintik kebiruan pada vagina yang merupakan tanda khas korio karsinoma.

H.    Prognosis
Kematian akibat mola hidatidosa di negara maju sudah tidak dijumpai karena kejadian mola hidatidosa sendiri sangat jarang. Penyebab kematian akibat mola hidatidosa adalah karena perdarahan, payah jantung bersamaan dengan tiroroksitosis, infeksi sampai sepsis, pre eklamsiatau eklamsi dan degenerasi ganas ( korio karsinoma ). Kematian mola hidatidosa diperkirakan 2% sampai 5%. Proses degenerasi ganas dapat berlangsung antara tujuh hari sampai tiga tahun dengan terbanyak dalam waktu enam bulan.

I.       Peran Bidan
Peran bidan dalam penatalaksanaan penyakit mola hidatidosa terutama menegakkan diagnosis kemungkinan dan selanjutnya melakukan rujukan untuk mendapatkan diagnosis pasti












J.      KASUS
Seorang Ibu Ny P berumur  36 tahun G6P5A0Ah5 usia kehamilan 16+2 minggu, datang ke Puskesmas Dewata mengeluh perdarahan dari jalan lahir bercampur gelembung kecoklatan.




































  
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA NY “P” UMUR 36 TAHUN G6P5A0Ah5 USIA KEHAMILAN 16+2 MINGGU DI PUSKESMAS DEWATA

No. Register                            :1234567890
Masuk PUSKESMAS Tanggal/Pukul            : Jumat, 9 Maret 2012/ 09.00 WIB

       I.            PENGKAJIAN DATA  Tanggal/Pukul : Jumat, 9 Maret 2012/ 09.10 WIB

A.   Data Subjektif
1.      Biodata                                             Ibu                                           Suami
a.       Nama             :           Ny “P”                                    :           Tn “R”
b.      Umur             :           36 tahun                     :           38 tahun
c.       Agama           :           Islam                           :           Islam
d.      Suku/bangsa  :           Jawa/Indonesia          :           Jawa/Indonesia
e.       Pendidikan    :           SMA                          :           SMA
f.       Pekerjaan       :           IRT                             :           Swasta
g.      Alamat          :           Sleman- Yogyakarta   :           Sleman- Yogyakarta  

2.      Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

3.      Keluhan utama
Ibu mengeluh perdarahan dari jalan lahir berwarna kecoklatan dan bergelembung serta merasa mual.

4.      Riwayat mensteruasi
Menarche           : 13 tahun                    Siklus              : 28 hari          
Lama                  : 7 hari                         Teratur             : Teratur
Sifat darah         : Encer                         Keluhan           : Tidak ada

5.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah sah                      Menikah ke     : Pertama
Lama                      : 15 tahun                            Usia pertama menikah : 21 tahun                   



6.      Riwayat obstetrik
No
Tahun
Tempat
Persalinan
Usia kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
Penyulit
Bayi
Keadaan
Jk
BB
PB
1
1998
RB
Normal
Spontan
Bidan
Tidak ada
Laki-laki
Normal
-
Sehat
2
2000
RS
Normal
Spontan
Dokter
Tidak ada
Perempuan
Normal
-
Sehat
3
2004
BPS
Normal
Spontan
Bidan
Tidak ada
Perempuan
Normal
-
Sehat
4
2007
BPS
Normal
Spontan
Bidan
Tidak ada
Peremuan
Normal
-
Sehat
5
2010
BPS
Normal
Spontan
Bidan
Tidak ada
Laki-laki
3500
-
Sehat
6
Hamil ini










7.      Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
Jenis kontrasepsi
Tanggal pasang
Dipasang oleh
Tempat pasang
Komplikas
Lepas
Alasan
tgl
oleh
tempat
1
Suntik
2001
Bidan
BPS
Tidak ada
2003
Bidan
BPS
Ingin punya anak lagi

8.      Riwayat kehamilan sekarang
a.  HPM:            16 – 11 -  2011           HPL:23 – 08 - 2012                UK: 16+2 minggu
b.  ANC pertama umur kehamilan: 4+3 minggu
c.  Kunjungan ANC
1)  Trimester I
Frekuensi    : 2 kali
Keluhan      : mual-muntah
Komplikasi  :  tidak ada
Terapi          : B6 3x1 ac, Kalk 1x1

2) Trimester II
Frekuensi    : -
Keluhan      : -
Komplikasi  : -
Terapi          : -

3) Trimester III
Frekuensi    : -
Keluhan      : -
Komplikasi  : -
Terapi          : -




d. Imunisasi TT : 1 kali
TT1: tanggal  : 13 – 02 - 2012,          UK : 12+5minggu
TT2: tanggal 
TT3: tanggal
TT4: tanggal
TT5: tanggal

e.  Pergerakan janin selama 24 jam
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.

9.      Riwayat kesehatan
a.  Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, PMS), menurun (hipertensi, DM, asma) dan menahun( paru, jantung, ginjal)
b.  Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang pernah/sedang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, PMS), menurun (hipertensi, DM, asma) dan menahun( paru, jantung, ginjal)

c.  Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
e.  Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat apapun.


10.  Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil             Selama hamil
a.       Nutrisi
Makan          
Frekuensi       : 3x/hari                                   : 3x/hari
Jenis              : nasi, sayur, lauk, buah.          : nasi, sayur, lauk, buah.
Porsi              : 1 piring                                  : ½ piring
Pantangan     : tidak ada                               : tidak ada
Keluhan         : tidak ada                               : mual-muntah
Minum                                  
Frekuensi       : ±8/hari                                   : ±8/hari
Jenis              : air putih, teh/kopi                  :air putih, susu ibu hamil
Porsi              :1 gelas                                    : 1 gelas
Pantangan     :tidak ada                                : tidak ada
Keluhan         :tidak ada                                : tidak ada

b.      Elimilasi
BAB
Frekuensi       :1-2x/hari                                 :1-2x/hari
Warna            :kuning feses                           :kuning feses
Konsistensi    :lembek                                    :lembek
Keluhan         :tidak ada                                :tidak ada
BAK
Frekuensi       :±6x/hari                                  : ±6x/hari
Warna            :kuning jernih                          :kuning jernih
Konsistensi    :cair                                         :cair
Keluhan         :tidak ada                                :tidak ada


c.       Istirahat
Tidur siang
Lama             :±1 jam                                    :±1 jam
Keluhan         : tidak ada                               : tidak ada
Tidur malam
Lama             :±8 jam                                    :± 8 jam
Keluhan         : tidak ada                               : tidak ada

d.      Personal hygine
Mandi            : 2x/hari                                   : 2x/hari
Ganti pakaian: 2x/hari                                   : 2x/hari
Gosok gigi     : 2x/hari                                   : 2x/hari
Keramas        : 3x/minggu                             :3x/minggu

e.       Pola seksual
Frekuensi       :2x/minggu                              :1x/minggu
Keluhan         : tidak ada                               : tidak ada

f.       Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik dan olah raga)
Ibu mengatakan kegiatannya sehati-hari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan mengasuh anaknya.

11.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki kebiasaan merokok, minum jamu dan minum-minuman beralkohol.

12.  Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga.
Ibu mengatakan, ibu, suami dan keluarga menerima dengan senang kehamilannya.
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga sekiras rumah berjalan baik.
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan anak-anaknya.
Ibu mengatakan rajin beribadah sesuai dengan keyakinan ibu.
Ibu mengatakan hidup berkecukupan.

13.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara meminum B6 dan Kalk yang benar.


14.  Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan bertempat tinggal di lingkungan yang bersih dan aman.

B.   Data Objektif
1.      Pemeriksan umum
Keadaan umum              : Lemah
Kesadaran                      : Compos mentis
Status emosional            : Cemas
Tanda-tanda vital
Tekanan darah               : 90/60mmHg              Nadi    :80x/menit
Pernafasan                     :14x/menit                   Suhu    : 36,9°
BB                                 :45 kg                          TB       : 155 cm

2.      Pemeriksaan fisik
Kepala                : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan, kulit kepala bersih.
Wajah                 :Ovale, tidak edema, tidak pucat, tidak ada bekas luka, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata                   :Simetris, kojungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada sekret.
Hidung               : Lubang  simetris, tidak polip, tidak ada  pernafasan cupping, tidak ada pengeluaran sekret hidung.
Mulut                 : Tidak stomatitis, gusi tidak berdarah, lidah bersih, tidak caries gigi.
Telinga               :Simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik.
Leher                  :Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, parotis, getah bening dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada                  :Tidak ada retraksi didind dada, tidak mengi, tidak wheezing.
Payudara            : Simetris, puting menonjol, areola hiperpigmentasi, kolostrum  belum keluar.
Abdomen           :Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran lebih besar dari UK

Palpasi leopold
Leopold I           : TFU :teraba ballotement
                            
Leopold II         :
Leopold III        :
Leopold IV        :                                                           Belum dapat dilakukan.

Osborn test        : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU                   :                       TBJ      :
Auskultasi
DJJ                     : tidak terdengar.
Ekstremitas Atas            :simetris, gerakan aktif, tidak ada oedem
Ekstremitas Bawah        :simetris, gerakan aktif, tidak ada oedem dan varices
Genetalia luar                 : adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat  gelembung-gelembung mola seperti buah anggur.
Pemeriksaan panggul     :tidak dilakukan

3.      Pemeriksaan penunjang             Tanggal/Pukul : 09 Maret 2012/09.15WIB
Hb          : 10%
USG       : Kavum uteri kosong, terlihat badai salju (snow flake pattern).

4.      Data penunjang
Hb          : 11%, tanggal 17 –  12 - 2011


    II.            INTERPRETASI DATA                    
A.    Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “P” umur 36 tahun G6P5A0Ah5 usia kehamilan 16+2 minggu dengan mola hidatidosa.
Data dasar
DS : Ibu mengatakan bernama Ny”P” berumur 36 tahun.
            Ibu mengatakan ini kehamilan keenam dan tidak pernah mengalamia abortus.
            Ibu mengatakan HPM tanggal 16 – 11 – 2011.
DO: KU    : baik   Kesadaran       : compos mentis          Emosi  : cemas
           TD      : 90/60mmHg              N: 80x/ menit             
  R:18x/menit                          S: 36,9°c
  TFU   : teraba ballotemen
   DJJ   : tidak terdengar
B.     Masalah
Mola hidatidosa

DS     : Ibu mengatakan mengalami perdarahan ber warna kecoklataan dari tadi pagi jam 06.00 WIB.
DO    : Perdarahan berwarna coklat dan terdapat gelembung.
   USG    : Kavum uteri kosong, terlihat badai salju (snow flake pattern).


 III.       IDENTIFIKASI  DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tumor ganas dari troboflast /choriocarsinoma

IV.       TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri
Tidak ada
B.     Kolaborasi
Kalaborasikan dengan dokter
C.     Merujuk
Menyiapkan rujukan

   V.       PERENCANAAN           Tanggal/Pukul            Jumat, 9 Maret 2012/15.30 WIB
A.    Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
B.     Perbaiki KU Ibu
C.     Anjurkan ibu untuk istirahat
D.    Berikan ibu terapi B6
E.     Anjurkan untuk melakukan rujukan.
F.      Beri tahu ibu tentang Mola Hidatidosa yang di alaminya.
G.    Lakukan pendokumentasian.

VI.         PELAKSANAAN           Tanggal/Pukul             Jumat, 9 Maret 2012/ 15.35 WIB
A.    Menjelaskan ada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar teraba balotement, tinggi fundus uteri belum teraba dan ketika pemeriksaan DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan pemeriksaan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur dan gambaran badai salju.
B.     Memperbaiki KU Ibu. Memberikan Ibu infus RL 20 tpm untuk menggantikan cairan tubuh ibu yang hilang juga karena perdarahan, pemenuhan gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
C.     Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang lebih parah pada ibu.
D.    Memberikan ibu terapi B6 3x1sebelum makan, untuk meredakan rasa mualnya.
E.     Menganjurkan untuk melakukan rujukan serta kuretase di dokter spesialis kandungan, tujuannya agar membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang seperti buah anggur. Kehamilan molahidatidosa ini harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan molahidatidosa.  Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi, ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan ini.
F.      Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet (klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi.
G.    Melakukan pendokumentasian.

VII.      EVALUASI                      Tanggal/Pukul             Jumat, 9 Maret 2012/16.00 WIB
A.    Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini.
B.     KU Ibu sudah diperbaiki.
C.     Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat.
D.    Ibu bersedia meminum B6
E.     Ibu bersedia untuk melakukan rujukan dan kuretase isap.
F.      Ibu mengerti mengenai kehamilan mola yang dialaminya.
G.    Pendokumentasian sudah dilakukan.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasakan pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa mola hidatidosa adalah penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai dengan janin dan seluruh vili korealis mengalami perubahan menjadi gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan, sehingga disebut juga hamil anggur atau hamil mata ikan. Jaringan trofoblast pada vili kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras dan mengeluarkan hormon HCG dalam jumlah yang besar daripada kehamilan biasa yang di klasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu mola hidatidosa komplet bila tidak ada bagian janin, dan mla hidatidosa partial bila ada bagian janin.

Tanda gejala mola hidatidosa hampir sama dengan kehamilan pada umumnya hanya saja menunjukkan gejala yang lebih nyata seperti mual muntah dan pusing yang berlebih. Tanda lainnya yaitu tinggi fundus uteri yang lebih dari usia kehamilan seharusnya, tidak terdengar DJJ, tidak ada gerakan janin dan kadang timbul perdarahan. Penatalaksanaan dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap perbaikan keadaan umum, pengeluaran jaringan mola, tahap pengobatan profilakis dengan sitostatika lalu tahap pengawasan lanjutan.

B.     Kritik dan Saran
Bagi bidan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebaik mungkin, yaitu dapat mendeteksi secara dini terjadinya mola hidatidosa  agar dapat mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar