BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bidan
merupakan seorang pendamping istri atau ibu yang berkewajiban untuk memberikan
asuhan atau pelayanan yang bermutu bagi klien atau masyarakat sesuai dengan
perannya yaitu sebagai pelaksana, pendidik, pengelola ataupun peneliti.
Sebagai
bidan pelaksana memiliki tugas yaitu tugas mandiri, kolaborasi, dan merujuk.
Kewenangan bidan terbatas pada bayi baru lahir normal, balita normal, remaja,
wanita usia subur, pasangan usia subur, ibu hamil normal, ibu persalin normal,
ibu nifas normal, KB, dan lansia. Apabila bidan menemui masalah atau kasus yang
bersifat patologis, bidan wajib untuk melakukan kolaborasi atau rujukan.
Mola
Hidatidosa adalah kelainan dalam kehamilan patologis, yang bukan merupakan
wewenang bidan. Apa itu mola hidatidosa ?? Hal tersebut akan dibahas dalam bab
selanjutnya.
B. Tujuan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi
tugas ASKEB IV
2. Menambah
pengetahuan pembaca
C. Manfaat
Pembuatan
makalah ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai
sumber referensi tentang mola hidatidosa
2. Untuk
menambah pengetahuan pembaca tentang
mola hidatidosa
3. Untuk
mengetahui batasan wewenang bidan dalam menangani suatu kasus dalam kehamilan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Mola
Hidatidosa adalah penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang
tidak disertai dengan janin dan seluruh vili korealis mengalami perubahan
menjadi gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai buah anggur atau mata ikan, sehingga disebut juga hamil anggur atau
hamil mata ikan. Jaringan trofoblast pada vili kadang berproliferasi ringan
kadang-kadang keras dan mengeluarkan hormon HCG dalam jumlah yang besar
daripada kehamilan biasa.
Mola
hidatidosa juga disebut sebagai penyakityang berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblast plasenta aau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik
vili dan perubahan hidrofobik. Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa
tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin,
sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane vili mirip gerombolan buah
anggur.
B. Penyebab
Penyebab
Mola Hidatidosa tidak diketahui. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara
lain :
1. Faktor
ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif
dari trofoblast
3. Keadaan
sosio-ekonomi yang rendah
4. Paritas
tinggi
5. Kekurangan
protein
6. Infeksi
virus dan factor kromosom yang belum jelas.
C. Patofisiologi
Mola
Hidatidosa terbagi menjadi :
1. Mola
hidatidosa komplet ( klasik ) jika tidak ditemukan janin
2. Mola
hidatidosa inkomplet ( partial ), jika
diserta janin atau bagian janin.
D. Diagnosis
dan Gejala
1. Anamnesa
a) Terdapat
gejala hamil muda yang kadang lebih nyata dari kehamilan biasa seperti mual,
muntah, pusing yang berlangsung lebih hebat.
b) Terdapat
perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau
kecoklatan seperti bumbu rujak.
c) Keluar
jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang
merupakan diagnose pasti.
2. Inspeksi
a) Muka
dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuningan yang disebut dengan muka
mola ( mola face )
b) Jika
gelembung mola keluar dapat dilihat dengan jelas.
3. Palpasi
a) Uterus
membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamila, teraba lembek.
b) Tidak
teraba bagian-bagian janin dan balothement dan gerakan janin.
c) Adanya
fenomena harmonika : darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri turun,
lalu naik lahi karena terkumpulnya darah baru.
4. Auskultasi
a) Tidak
terdengar denyut jantung janin
b) Terdengar
bising dan bunyi khas
5. Pemeriksaan
dalam
a) Pastikan
besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi
keadaan serviks.
6. Uji
sonde
a) Sonde
( penduga rahim ) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis
servikalis dan kavu uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah
ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola ( cara
Acosta-Sison )
7. Foto
rontgen abdomen
a) Tidak
terlihat tulang-tulang janin ( pada kehamilan 3-4 bulan )
8. USG
a) Pada
mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terliaht janin.
E. Diagnosis
Banding
1. Kehamilan
ganda
2. Hidramnion
3. Abortus
F. Komplikasi
1. Perdarahan
yang hebat sampai terjadi syok. Jika tidak segera ditolong dapat berakibat
fatal.
2. Perdarahan
yang berulang-ulang dapat menyebabkan anemia.
3. Perforasi
karena keganasan dank arena tindakan.
4. Menjadi
ganas ( Penyakit Trofoblast Ganas ) pada kira-kira 18-20 % kasus, akan menjadi
mola destruens atau kariokarsinoma.
G. Penatalaksanaan
Tindakan
yang lebih diutamakan adalah menegakkan diagnosis mola hidatidosa sebelum
gelembung mola ( hamil anggur ) dikeluarkan, sehingga perdarahan yang timbul
pada waktu mengeluarkan mola dapat dikendalikan. Pada kasus dengan gelembung
mola keluar spontan, sebagian wanita dating dalam keadaan syok dan anemis
sehingga memerlukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian transfuse darah
yang cukup banyak.
Langkah
pengobatan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap sebagai berikut :
1. Perbaikan
keadaan umum
Pengeluaran gelembung mola yang disertai
perdarahan memerlukan transfuse, sehingga penderita tidak jatuh dalam kedadaan
syok dan dapat menjadi penyebab kematian. Di samping itu setiap evakuasi
jaringan mola dapat dikuti perdarahan sehingga persiapan darah menjadi program
vital terapi mola hidatidosa. Pada waktu mengeluarkan mola dengan kuretage
didahului pemasangan infuse dan uterotonika sehingga pengecilan rahim dapat
mengurangi perdarahan.
2. Pengeluaran
jaringan mola hidatidosa
Menghadapi kasus
mola hidatidosa terdapat beberapa pertimbangan berkaitan dengan usia penderita
dan paritas. Pada mola hidatidosa dengan
usia muda dan jumlah anak sedikit maka rahim perlu diselamatkan dengan
melakukan tindakan.
a) Evakuasi
jaringan mola hidatidosa.
Evakuasi
jaringan mola hidatidosa dilakukan dilakukan dengan kuretage atau dengan vakum
kuretage, yaitu alat penghisap listrik yang kuat sehingga dapat menghisap
jaringan mola dengan cepat. Penggunaan alat vakum listrik mempunyai keuntungan,
yaitu jaringan mola dengan cepat dapat dihisap dan mengurangi perdarahan.
Evakuasi jaringan mola dilakukan sebanyak dua kali dengan interval satu minggu,
dan jaringan diperiksa kepada ahli patologi anatomi.
b) Histerektomi
Dengan
pertimbangan usia yang relative tua ( di atas 35 tahun ) dan paritas lebih dari
3, penderita mola hidatidosa mendapat tindakan radikal histerektomi.
Pertimbangan ini didasarkan kemungkinan keganasan kariokarsinoma menjadi lebih
tinggi. Hasil operasi diperiksakan kepada ahli patologi anatomi.
3. Pengobatan
Profilaksis dengan sitostatika ( kemoterapi )
Mola Hidatidosa
merupakan penyakit trofoblas yang dapat berkelanjutan menjadi koriokarsinoma (
65-75%). Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, penderita mola
hidatidosa dibeerikan profilaksis dengan sitostatika ( kemoterapi )
Methortraxate ( MTX ) atau Dactinomycin. Pengobatan profilaksis atau terapi
sitostatika memerlukan perawatan dan pengawasan di rumah sakit.
4. Pengawasan
Lanjutan
Degenerasi korio
karsinoma memerlukan waktu sehingga kesembuhan penyakit mola hidatidosa
memerlukan pengawasan. Di samping itu rekuren mola hidatidosa mempercepat
kejadian kariokarsinoma sehingga setelah penanganan mola hidatidosa perlu
menunda kehamilan paling sedikit satu tahun. Metode keluarga berencana yang
dianjurkan adalah pil KB, pantang berkala, kondom atau alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR).
Pemeriksaan yang dilakukan pada
pengawasan post-mola hidatidosa adalah :
a) Melakukan
pemeriksaan dalam dengan pedoman “ Trias Acosta Sison : HBSL” yaitu :
History : Post-mola hidatidosa
Post-abortus : Postpartum
Bleeding : Terjadi perdarahan
berkelanjutan
Softness : Perlunakan rahim
Enlargement : Pembesaran rahim
Dengan evaluasi berdasarkan Trias
Acosta Sison kemungkinan degenerasi ganas secara klinis dapat ditegakkan.
b) Pemeriksaan
hormone.
Sebelum dapat ditetapkan dengan
pemeriksaan canggih, mola hidatidosa ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan
Galli Mainini. Pemeriksaan alat canggih dilakukan untuk menetapkan kadar
hormone gonadotropin.
c) Pemeriksaan
foto thoraks.
Pemeriksaan foto thoraks dilakukan
karena kemungkinan metastase ke paru-paru dengan gejala batuk-batuk disertai
dahak berdarah, dapat menimbulkan akumulasi cairan di dalam pleural.
d) Mencari
metastase.
Degenerasi ganas mola hidatidosa
bila dijumpai metastase bintik kebiruan pada vagina yang merupakan tanda khas
korio karsinoma.
H. Prognosis
Kematian akibat mola hidatidosa di negara maju sudah
tidak dijumpai karena kejadian mola hidatidosa sendiri sangat jarang. Penyebab
kematian akibat mola hidatidosa adalah karena perdarahan, payah jantung
bersamaan dengan tiroroksitosis, infeksi sampai sepsis, pre eklamsiatau eklamsi
dan degenerasi ganas ( korio karsinoma ). Kematian mola hidatidosa diperkirakan
2% sampai 5%. Proses degenerasi ganas dapat berlangsung antara tujuh hari
sampai tiga tahun dengan terbanyak dalam waktu enam bulan.
I. Peran
Bidan
Peran bidan dalam penatalaksanaan penyakit mola
hidatidosa terutama menegakkan diagnosis kemungkinan dan selanjutnya melakukan
rujukan untuk mendapatkan diagnosis pasti
J. KASUS
Seorang Ibu Ny P berumur
36 tahun G6P5A0Ah5 usia
kehamilan 16+2
minggu, datang ke Puskesmas Dewata
mengeluh perdarahan dari jalan lahir bercampur gelembung kecoklatan.
ASUHAN KEBIDANAN IBU
HAMIL PATOLOGIS PADA NY “P” UMUR 36 TAHUN G6P5A0Ah5 USIA KEHAMILAN 16+2 MINGGU DI PUSKESMAS DEWATA
No. Register :1234567890
Masuk PUSKESMAS
Tanggal/Pukul : Jumat, 9 Maret
2012/ 09.00
WIB
I.
PENGKAJIAN
DATA Tanggal/Pukul :
Jumat, 9 Maret 2012/ 09.10 WIB
A.
Data
Subjektif
1.
Biodata Ibu Suami
a.
Nama :
Ny “P” : Tn “R”
b.
Umur : 36 tahun : 38 tahun
c.
Agama : Islam : Islam
d.
Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
e.
Pendidikan :
SMA : SMA
f.
Pekerjaan :
IRT : Swasta
g.
Alamat : Sleman-
Yogyakarta : Sleman- Yogyakarta
2.
Alasan
datang
Ibu mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya.
3.
Keluhan
utama
Ibu mengeluh perdarahan
dari jalan lahir berwarna kecoklatan dan bergelembung serta merasa mual.
4.
Riwayat
mensteruasi
Menarche : 13 tahun Siklus :
28 hari
Lama : 7 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : Encer Keluhan : Tidak ada
5.
Riwayat
perkawinan
Status perkawinan :
Menikah sah Menikah
ke : Pertama
Lama : 15 tahun Usia
pertama menikah : 21 tahun
6.
Riwayat
obstetrik
No
|
Tahun
|
Tempat
Persalinan
|
Usia
kehamilan
|
Jenis
persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
|
Bayi
|
Keadaan
|
||
Jk
|
BB
|
PB
|
||||||||
1
|
1998
|
RB
|
Normal
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
Laki-laki
|
Normal
|
-
|
Sehat
|
2
|
2000
|
RS
|
Normal
|
Spontan
|
Dokter
|
Tidak ada
|
Perempuan
|
Normal
|
-
|
Sehat
|
3
|
2004
|
BPS
|
Normal
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
Perempuan
|
Normal
|
-
|
Sehat
|
4
|
2007
|
BPS
|
Normal
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
Peremuan
|
Normal
|
-
|
Sehat
|
5
|
2010
|
BPS
|
Normal
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
Laki-laki
|
3500
|
-
|
Sehat
|
6
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Tanggal pasang
|
Dipasang oleh
|
Tempat pasang
|
Komplikas
|
Lepas
|
Alasan
|
||
tgl
|
oleh
|
tempat
|
|||||||
1
|
Suntik
|
2001
|
Bidan
|
BPS
|
Tidak ada
|
2003
|
Bidan
|
BPS
|
Ingin punya anak lagi
|
8.
Riwayat kehamilan sekarang
a. HPM:
16 – 11 - 2011 HPL:23
– 08 - 2012 UK: 16+2 minggu
b. ANC pertama umur kehamilan: 4+3 minggu
c. Kunjungan ANC
1) Trimester I
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : mual-muntah
Komplikasi : tidak
ada
Terapi : B6 3x1 ac, Kalk 1x1
2) Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
3) Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 1 kali
TT1: tanggal : 13 – 02 - 2012, UK : 12+5minggu
TT2: tanggal
TT3: tanggal
TT4: tanggal
TT5: tanggal
e. Pergerakan janin selama 24 jam
Ibu mengatakan belum
merasakan gerakan janin.
9.
Riwayat
kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita
(menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak
pernah/sedang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, PMS), menurun
(hipertensi, DM, asma) dan menahun( paru, jantung, ginjal)
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita
keluarga (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan dalam
anggota keluarganya tidak ada yang pernah/sedang menderita penyakit menular
(hepatitis, TBC, PMS), menurun (hipertensi, DM, asma) dan menahun( paru,
jantung, ginjal)
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang memiliki keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah
melakukan operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi obat apapun.
10. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil Selama hamil
a.
Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari :
3x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk, buah. : nasi, sayur, lauk, buah.
Porsi : 1 piring : ½ piring
Pantangan : tidak ada :
tidak ada
Keluhan : tidak ada : mual-muntah
Minum
Frekuensi : ±8/hari :
±8/hari
Jenis : air putih, teh/kopi :air putih, susu ibu hamil
Porsi :1 gelas : 1 gelas
Pantangan :tidak ada :
tidak ada
Keluhan :tidak ada : tidak ada
b.
Elimilasi
BAB
Frekuensi :1-2x/hari :1-2x/hari
Warna :kuning feses :kuning feses
Konsistensi :lembek :lembek
Keluhan :tidak ada :tidak
ada
BAK
Frekuensi :±6x/hari :
±6x/hari
Warna :kuning jernih :kuning jernih
Konsistensi :cair :cair
Keluhan :tidak ada :tidak ada
c.
Istirahat
Tidur siang
Lama :±1 jam :±1 jam
Keluhan : tidak ada : tidak ada
Tidur malam
Lama :±8 jam :± 8 jam
Keluhan : tidak ada : tidak ada
d.
Personal
hygine
Mandi : 2x/hari : 2x/hari
Ganti pakaian: 2x/hari : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari :
2x/hari
Keramas : 3x/minggu :3x/minggu
e.
Pola
seksual
Frekuensi :2x/minggu :1x/minggu
Keluhan : tidak ada : tidak ada
f.
Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik dan olah raga)
Ibu mengatakan kegiatannya sehati-hari
yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan
rumah dan mengasuh anaknya.
11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
(merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak
pernah memiliki kebiasaan merokok, minum jamu dan minum-minuman beralkohol.
12. Data psikososial, spiritual dan ekonomi
(penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan
dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan
sosial, keadaan ekonomi keluarga.
Ibu mengatakan, ibu,
suami dan keluarga menerima dengan senang kehamilannya.
Ibu mengatakan hubungan
ibu dengan suami, keluarga dan tetangga sekiras rumah berjalan baik.
Ibu mengatakan tinggal
bersama suami dan anak-anaknya.
Ibu mengatakan rajin
beribadah sesuai dengan keyakinan ibu.
Ibu mengatakan hidup
berkecukupan.
13. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,
persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah
mengetahui cara meminum B6
dan Kalk yang benar.
14. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar
rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan
bertempat tinggal di lingkungan yang bersih dan aman.
B.
Data
Objektif
1.
Pemeriksan
umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Status emosional : Cemas
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
90/60mmHg Nadi :80x/menit
Pernafasan :14x/menit Suhu : 36,9°
BB :45 kg TB : 155 cm
2.
Pemeriksaan
fisik
Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan,
tidak nyeri tekan, kulit kepala bersih.
Wajah :Ovale, tidak edema, tidak
pucat, tidak ada bekas luka, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, kojungtiva merah
muda, sklera putih, tidak ada sekret.
Hidung : Lubang simetris, tidak polip, tidak ada pernafasan cupping, tidak ada pengeluaran
sekret hidung.
Mulut : Tidak stomatitis, gusi tidak
berdarah, lidah bersih, tidak caries gigi.
Telinga :Simetris, tidak ada penumpukan
serumen, pendengaran baik.
Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid, parotis, getah bening dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada :Tidak ada retraksi didind dada,
tidak mengi, tidak wheezing.
Payudara : Simetris, puting menonjol,
areola hiperpigmentasi, kolostrum belum
keluar.
Abdomen :Tidak ada luka bekas operasi,
pembesaran lebih besar dari UK
Palpasi
leopold
Leopold I : TFU :teraba ballotement
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV : Belum
dapat dilakukan.
Osborn test : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : TBJ :
Auskultasi
DJJ : tidak terdengar.
Ekstremitas Atas :simetris, gerakan aktif, tidak
ada oedem
Ekstremitas Bawah :simetris, gerakan aktif, tidak ada oedem dan varices
Genetalia luar : adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat gelembung-gelembung
mola seperti buah anggur.
Pemeriksaan panggul :tidak dilakukan
3.
Pemeriksaan
penunjang Tanggal/Pukul : 09
Maret 2012/09.15WIB
Hb : 10%
USG : Kavum uteri kosong, terlihat badai
salju (snow flake pattern).
4.
Data
penunjang
Hb :
11%, tanggal 17 – 12 - 2011
II.
INTERPRETASI
DATA
A. Diagnosa
kebidanan
Seorang ibu Ny “P” umur 36 tahun G6P5A0Ah5
usia kehamilan 16+2 minggu dengan mola hidatidosa.
Data dasar
DS :
Ibu mengatakan bernama Ny”P” berumur 36 tahun.
Ibu mengatakan ini kehamilan keenam dan tidak
pernah mengalamia abortus.
Ibu
mengatakan HPM tanggal 16 – 11 – 2011.
DO: KU : baik Kesadaran : compos mentis Emosi : cemas
TD :
90/60mmHg N: 80x/ menit
R:18x/menit S: 36,9°c
TFU : teraba ballotemen
DJJ : tidak terdengar
B. Masalah
Mola hidatidosa
DS : Ibu mengatakan mengalami perdarahan ber
warna kecoklataan dari tadi pagi jam 06.00 WIB.
DO : Perdarahan berwarna coklat dan terdapat
gelembung.
USG :
Kavum uteri kosong, terlihat badai salju (snow flake pattern).
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tumor ganas dari troboflast /choriocarsinoma
IV.
TINDAKAN
SEGERA
A.
Mandiri
Tidak
ada
B.
Kolaborasi
Kalaborasikan
dengan dokter
C.
Merujuk
Menyiapkan rujukan
V.
PERENCANAAN Tanggal/Pukul Jumat,
9 Maret 2012/15.30 WIB
A. Beritahu
ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
B. Perbaiki
KU Ibu
C. Anjurkan
ibu untuk istirahat
D. Berikan ibu terapi B6
E. Anjurkan
untuk melakukan rujukan.
F. Beri
tahu ibu tentang Mola
Hidatidosa yang di alaminya.
G. Lakukan
pendokumentasian.
VI.
PELAKSANAAN Tanggal/Pukul Jumat,
9 Maret 2012/ 15.35 WIB
A.
Menjelaskan
ada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan
pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar teraba balotement, tinggi fundus
uteri belum
teraba dan ketika pemeriksaan
DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan pemeriksaan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
dan gambaran badai salju.
B.
Memperbaiki
KU Ibu. Memberikan Ibu infus
RL 20 tpm untuk menggantikan cairan tubuh ibu yang hilang juga karena
perdarahan, pemenuhan gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin,
karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat
ini seperti nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan
susu.
C.
Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang
berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang lebih parah pada ibu.
D.
Memberikan ibu terapi B6 3x1sebelum makan, untuk
meredakan rasa mualnya.
E.
Menganjurkan
untuk melakukan rujukan serta kuretase di dokter spesialis kandungan, tujuannya
agar membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang
seperti buah anggur. Kehamilan molahidatidosa ini harus
digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi
choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah
kehamilan molahidatidosa. Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu
dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti
buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena
infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah,
usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi, ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2
tahun dari kehamilan ini.
F.
Menjelaskan
pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet (klasik)
yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang
hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum
uteri pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai
salju, terdapat gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada
pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing
sangat tinggi.
G.
Melakukan
pendokumentasian.
VII.
EVALUASI Tanggal/Pukul Jumat, 9 Maret 2012/16.00 WIB
A.
Ibu dan keluarga
mengerti tentang kondisi ibu saat ini.
B.
KU Ibu sudah
diperbaiki.
C.
Ibu bersedia
untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat.
D.
Ibu
bersedia meminum B6
E.
Ibu bersedia
untuk melakukan rujukan dan kuretase isap.
F.
Ibu mengerti mengenai
kehamilan mola yang dialaminya.
G.
Pendokumentasian
sudah dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasakan
pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa mola hidatidosa adalah
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai dengan
janin dan seluruh vili korealis mengalami perubahan menjadi gelembung-gelembung
kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata
ikan, sehingga disebut juga hamil anggur atau hamil mata ikan. Jaringan
trofoblast pada vili kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras dan
mengeluarkan hormon HCG dalam jumlah yang besar daripada kehamilan biasa yang
di klasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu mola hidatidosa komplet bila tidak
ada bagian janin, dan mla hidatidosa partial bila ada bagian janin.
Tanda
gejala mola hidatidosa hampir sama dengan kehamilan pada umumnya hanya saja
menunjukkan gejala yang lebih nyata seperti mual muntah dan pusing yang
berlebih. Tanda lainnya yaitu tinggi fundus uteri yang lebih dari usia
kehamilan seharusnya, tidak terdengar DJJ, tidak ada gerakan janin dan kadang
timbul perdarahan. Penatalaksanaan dilakukan dalam 4 tahap yaitu tahap
perbaikan keadaan umum, pengeluaran jaringan mola, tahap pengobatan profilakis
dengan sitostatika lalu tahap pengawasan lanjutan.
B. Kritik
dan Saran
Bagi
bidan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebaik mungkin, yaitu dapat
mendeteksi secara dini terjadinya mola hidatidosa agar dapat mengurangi angka kesakitan dan
angka kematian ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar